Senin, 26 November 2012

Mari Praktikum Respirasi dengan Belalang dan Kecambah


RESPIROMETER
( PERCOBAAN PERNAFASAN )

A.  Pendahuluan
            Kecepatan pernafasan dapat dinyatakan dalam ml/ gram/ menit, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh suatu organism percobaan setiap 1 gram setiap menit. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernafasan hewan tumbuhan disebut respirometer.
            Respirometer terdiri atas du bagian yang dapat dipisahkan yaitu tabung specimen dari kaca dengan volume 8 cm, untuk tempat spesimen ( hewan kecil atau bagian tumbuhan ) dan pipa kapiler berskala yang dikalibrasi teliti hingga 0,01 ml yang salah satu ujungnya sesuai untuk menutup tabung spesimen. Kedua bagian tersebut dapat dihubungkan dengan erat sehingga kedap udara, dan dipasang pada bantalan dari logam atau plastik.
B.   Tujuan Percobaan
Percobaan dilakukan untuk :
       1. Memahami cara menggunakan Respirometer dengan baik dan benar
       2. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi pada percobaan Repirometer
       3. Menyimpulkan hasil percobaan Respirometer
C.    Alat dan Bahan
1) Alat – alat :
a. Repirometer
            b. Kapas
            c. Pinset
            d. Plastisin ( lilin mainan )
            e. Pipet tetes / Siring
2)  Bahan bahan
            a. Larutan Kalium Hidroksida ( KOH )
            b. Eosin / Air berwarna
            c. Serangga ( belalang )
D.    Langkah Kegiatan
1.     Menimbang spesimen (belalang) percobaan, Spesimen yang akan digunakan dalam percobaan dipilih yang lincah.
2.     Tabung spesimen dipisahkan dari pipa kapiler berskala. Ke dalam tabung dimasukkan kurang lebih 10 kristal KOH ( untuk mengikat CO2 ), kemudian ditutup dengan selapis kapas agar spesimen ( belalang ) yang akan dimasukkan tidak bersentuhan dengan KOH.
3.     Spesimen ( belalang ) dimasukkan ke dalam tabung, kemudian tabung spesimen ditutup rapat dengan pipa kapiler berskala.
4.     Memasang plastisin ( lilin mainan ) pada sambungan antara tabung spesimen dengan pipa penutupnya untuk mencegah terjadinya kebocoran
5.     Menutup ujung pipa kapiler dengan ujung jari selama 2-3 menit.
6.     Setelah ujung jari dilepas, tutup ujung kapiler dengan cairan berwarna dengan menggunakan pipa tetes atau siring injeksi.
7.     Mengamati perubahan kedudukan cairan berwarna pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 5 menit sekali.
8.     Menyimpulkan hasil percobaan.

E.    Data Hasil Percobaan
1.     Hasil dari percobaan respirometer yang kelompok kami lakukan pada belalang dan kecambah dengan menggunakan larutan KOH dan eosin terlihat adanya pergerakan kedudukan eosin pada respirometer setiap 5 menit sekali. Pada belalalang umumnya pergerakan cairan eosin terjadi sebanyak 0,2 ml setiap 5 menit, sedangkan pada kecambah pergerakan eosin yang terjadi lebih sedikit yakni hanya sebesar 0,1 ml setiap 5 menit. Pergerakan eosin menunjukkan bahwa terdapat aktivitas respirasi dari belalang maupun kecambah di dalam tabung respirometer.
2.     Larutan Kalium Hidroksida (KOH) pada percoban respirometer memiliki fungsi untuk mengikat CO2 sehingga pergerakan dari larutan eosin benar benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
3.     Perubahan kedudukan cairan berwarna pada percobaan terlihat dari semakin bergeraknya eosin menuju botol respirometer, dan pergerakan yang terjadi pada belalang umumnya sebanyak 0,2 ml, sedangkan pada kecambah hanya sebesar 0,1ml per 5 menit. Cairan eosin bergerak,   karena pada saat organisme bernapas,mereka menghirup oksigen atau udara di sekitar. Pada saat mereka berada di dalam respirometer, udara yang tersimpan didalamnya tidak dapatkeluar  ataupun masuk, sehingga jumlah udara yang berada di dalam respirometer tersebut semakin sedikit. Karena pada ujung respirometer diberikan eosin, sehingga eosin tersebut terseret mendekat akibat dari bertambah sedikitnya jumlah udara yang ada di respirometer tersebut
4.     Tabel Perubahan Reaksi / Kedudukan Eosin Pada Respirometer :
No
Nama Organisme
Waktu
 ( menit)
Pergerakan Eosin
( ml/menit) Belalang
Pergerakan Eosin ( ml/menit) Kecambah
1
Belalang
1-5
0 – 0,34
0 – 0,23
2
Kecambah
5-10
0,54
0,33


10-15
0,63
0,39


15-20
0,71
0,44

Jumlah
20 menit
2,22 ml
1,39 ml

           
Rata rata :   X ml  =  2,22  = 0,11  ( Belalang )
                             ∑ menit     20
                       
       X ml  =  1,39 = 0,07   ( Kecambah )
                             ∑ menit     20

5.     Kesimpulan dari percobaan, bedasarkan hasil pengamatan, dapat di tarik kesimpulan bahwa KOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada belalang, dan terdapat hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan kecepatan pernafasannya, Semakin Berat (besar) tubuh belalang maka semakin banyak oksigen yang di butuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Sebaliknya, Semakin ringan berat serangga (ukurannya kecil) maka makin sedikit pula oksigen yang ia butuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya. Begitu pula dengan aktifitas belalang tersebut, juga mempengaruhi kebutuhan oksigen. Kemudian dalam hal respirasi, respirasi hewan lebih cepat dan membutuhkan lebih banyak O2 daripada respirasi tumbuhan karena hewan bergerak aktif, sedangkan tumbuhan bergerak pasif. Terlihat dari hasil percobaan yang kami lakukan, dimana pergerakan kedudukan eosin lebih cepat pada saat percobaan menggunakan belalang, sedangkan pada saat menggunakan kecambah, pergerakan eosin terlihat bergerak lambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang.......
Silahkan Berkomentar......
Coment nya yang polite yah....